Mengenai Saya

Rabu, 15 September 2010

Learn Your Definition of Motivation

Many people know motivation as the driving force behind an action.

Here we are discussing internal motivation – what it is which makes you want to do something.

Your definition of Motivation is the way you interact with the world, in fact your whole reason for doing anything is determined by what motivates you.

It is why you do something.

Your own definition of motivation seems natural to yourself. For you, it is simply the commonsense way of doing things.

Understanding what motivates you and how, helps to keep yourself on track when planning ahead.

One of those questions you need to ask yourself when deciding if something is worth doing or not is “does it fit my motivation type?”

The road to success is littered with unfulfilled plans and projects which did not come to fruition simply because they didn’t fit within a persons natural motivation.

The goal may have been worthy, but the motivation was wrong, and if the motivation is wrong you will lose interest.

Many procrastinators are such not because they are lazy, but because they are doing things, or planning to do things, for the wrong reason. And the wrong reason is simply that it does not fit their natural definition of motivation type.

To someone of a different motivation type, why you are doing something may not make any sense at all, and conversely when observing someone of a different motivation type, you may well ask “what made them do that?”, or even “why on earth would they want to do that?”

Apart from self understanding, recognizing someone else definition of motivation helps you appreciate how and why they operate – very important in relationships.

There are three broad categories into which define our definition of motivation, and thus in general, the type of person we are. This in turn determines the way in which we act/react to the world around us, and what we tend to attract to ourselves.

The three motivation categories
  • Security.

  • Achievement.

  • Social Recognition.

You have some of each type in your makeup. One of these types will of course be the dominant motivating factor in your life, however, from time to time you may embrace each of the three types.

Security :


      A person who is motivated by security strives to build a safe and secure life for themselves and their families.

      If security is your prime motivation, then to Be Master of Your Life means building a solid foundation to which you can anchor each aspect of your life.

      When you climb the mountain of life, it is "because you feel it is mo

      re secure to be up high"!

      When you join an organisation it is because it provides support, and shares risk. Morals, duty, intellect, creativity, philanthropy, and honor are important to you.

      Security Motivated people are fixers. They fix the problems, prevent crisis.



Achievement :


      A person who achievement oriented, is motivated to do things for their own sake.

      If achievement is your prime motivation, then to Be Master of Your Life means innovating, experiencing, climbing to the top.

      When you join an organisation it is because it provides a vehicle for advancement, supplies goals to be met.

      You climb the mountain of life "because it is there"!

      For you, accomplishment is important for its own shake rather than for the rewards that accompany it. Skill, ability, innovation and know-how are important to you. Achievers are seekers.


Social Recognition :


      A person who seeks social recognition is motivated by the need to be recognized, to look good.

      If social recognition is your prime motivation, then to Be Master of Your Life means standing out from the crowd, to be looked up to.You are constantly striving to succeed for the recognition which goes with success.

      When you join a group it is to rise to prominence within the group.

      You climb the mountain of life "so that we can all see you"! Respect, admiration, regard, esteem, notoriety and celebrity are all important to you.

      These people are seen to be leaders.



The category which most defines your life direction is the one determined by your Meaning of Life Contract.

You can fit any one of these motivation types and still Be Master of Your Life. The secret of mastering your life is learning to always be you!

Your motivation type represents the life tools you have been given to work with. Becoming Master of Your Life is learning to use those tools in the best possible way.



Copy from : http://www.personal-development-course.com/definition-of-motivation.html


Selasa, 31 Agustus 2010

Another Insight About Networking

Bagaimanakah NETWORKING yang BERHASIL? apakah Anda sebagai seorang yang berprofesi sebagai Sekretaris atau Administratif profesional sudah memahami bahwa membuat Jaringan relasi yang luas sangat penting dan mendukung profesi kita?Bagaimana membangun 'Networking' yang baik dan apa keuntungannya?

“Networking adalah soal menjalin hubungan dari orang-orang yang kita kenal dengan orang-orang yang mereka kenal dengan cara yang terorganisasi, untuk maksud yang spesifik, dengan tetap berkomitmen melakukan bagian yang kita lakukan, tanpa mengharapkan imbalan apapun.” (Donna Fisher dan Sandy Vilas)

Jika Anda masih beranggapan bahwa menjalin networking adalah cara untuk mencapai tujuan kita sendiri dengan maksud untuk mencari dan mendapatkan keuntungan pribadi, maka sama seperti saya, Anda perlu memutar paradigma menjadi seperti apa yang Donna Fisher dan Sandy Vilas ungkapkan di muka.

Networking yang berhasil, bukanlah ketika kita bisa mendapatkan keuntungan dari hubungan-hubungan yang kita jalin dengan orang-orang, melainkan ketika kita secara timbal balik mampu meningkatkan efektivitas kita sendiri serta mendorong orang lain untuk mencapai efektivitasnya melalui kerja sama, dukungan dan perhatian yang murni.

Sama seperti saya, Anda mungkin pernah beranggapan bahwa kalau kita tergerak untuk terlibat dalam suatu jaringan pertemanan ataupun organisasi, adalah supaya kita bisa mengambil manfaat sebesar-besarnya dari jaringan tersebut, atau supaya kita mempunyai lebih banyak peluang untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan yang menguntungkan yang bisa saja datang dari orang-orang dengan siapa kita menjalin hubungan/relasi. Motivasi-motivasi tersebut tentu saja sah dan tidak bisa disalahkan, namun, dalam perspektif networking kali ini, motivasi-motivasi tersebut ternyata tidak cukup.

Dari perspektif ini, kekuatan networking justru berasal dari semangat untuk memberi dan berbagi. Karena kita mengenal diri kita sendiri, termasuk apa yang dapat kita berikan dan sumbangkan kepada orang lain, maka kita tergerak untuk melibatkan diri dalam jaringan pertemanan atau relasi yang lebih luas, supaya kita dapat menjadi bagian dari orang lain terutama dalam hal saling membantu dan melengkapi mereka untuk mencapai efektivitasnya, sama seperti kita mungkin juga akan mendapatkan hal-hal itu dari orang lain.
Dari perspektif ini pula, networking tidak melulu dilihat tentang bagaimana memperluas basis kontak, melainkan pada bagaimana kita memperdalam semua hubungan. Anda tidak perlu mewajibkan diri terlibat dalam begitu banyak komunitas supaya networking Anda kuat. Tetapi, Anda dapat memberikan totalitas diri Anda dalam satu dua hubungan, melibatkan diri dalam suatu pertemanan atau relasi yang murni, saling mendorong satu sama lain, dan secara intensif saling menguatkan. Maka Anda akan melihat bagaimana efek ini akan bekerja secara efektif untuk membawakan Anda berbagai kemungkinan positif lainnya. Saya menyimpulkan sendiri, bahwa ketika seseorang melibatkan diri dalam suatu jaringan demi meraih keuntungan-keuntungan sendiri; takes only but never give;bisa dikatakan ia menerapkan mentalitas sales amatir. Hanya berfokus pada menjual; tetapi enggan memahami keberatan dan kebutuhan consumer.

Dengan perspektif baru mengenai networking ini, Anda tentu saja tidak perlu takut dan bingung lagi tentang bagaimana membangun networking yang kuat. Anda tidak perlu tergesa-gesa untuk segera mendapatkan manfaat dari jaringan relasi Anda. Yang perlu Anda lakukan hanyalah memperdalam hubungan Anda, memelihara persahabatan Anda dengan orang lain. Bentuk atau terjunlah dalam komunitas yang bermanfaat, dan kembangkan diri Anda di sana. Berikan dan ungkapkan diri Anda sejauh yang bisa Anda lakukan. Teladani sisi positif orang lain, dan belajarlah dari pengalaman yang Anda dapatkan. Dengan tip-tip sederhana ini, membangun networking bukan lagi hal yang rumit. Anda tidak perlu cemas jika relasi Anda tidak terdiri dari orang-orang yang hebat. Sejauh Anda berorientasi pada kebaikan orang lain dengan tanpa mengharapkan imbalan, Anda sedang membangun basis networking yang kuat, sebab Anda tidak selalu tahu apa yang bisa terjadi kemudian, ketika buah dari ketulusan Anda berakar dalam dan menyebar dengan sendirinya ke arah yang tidak pernah Anda duga.

Networking bisa menjadi jalan, tetapi juga bisa menjadi hasil akhir. Image + Knowledge = Networking. Dua komponen sebelumnya dimulai dari Anda sendiri. Hasil akhirnya adalah networking. Visi ini bekerja secara sentripetal; bekerja dari dalam ke luar. Semoga visi ini bisa menginspirasi Anda untuk mengembangkan diri.



Di kutip dari : www.isi-semarang.com/news/fullnews.php?id=12

Dress for Sucses

Berpakaian dengan tepat memang menjadi salah satu pertimbangan seseorang bisa diterima dilingkungan kerjanya.berikut beberapa tips berpakaian ala Ichwan Toha, Designer ternama dari Jakarta ketika menjadi pembicara pada event Dress for Sucsess di ISI SMG

berikut beberapa tips berpakaian ala Ichwan Toha

Businesslike
Busana ditempat kerja seyogyanya seirama dengan atomosfer bisnis. Praktis dan Sopan. Sepatu bertali tentulah bukan pilihan yang businesslike. Demikian juga dengan bolero pendek yang baru cocok dipakai di acara cocktail party after office hours. Jadi perlengkapan seperti apa yang businesslike? Sepatu fantovel berhak rendah atau boot hitam yang simple will be okay. Dan kalau Anda bosan dengan blazer-blazer yang berat, blus dipadukan dengan celana panjang atau rok akan menjadi paduan yang bersahaja. Jangan takut terlihat biasa-biasa saja, karena masih ada tips mengenai Aksen untuk mendandani penampilan Anda jadi sedikit istimewa. Mengenai make up, bagaimana supaya businesslike? Tidak menor dan warna-warni sudah barang tentu. Demikian juga dengan colorful nail tentulah tidak bijaksana, apalagi jika memelihara kuku panjang. Wanita karir seyogyanya berkuku pendek dan sehat, serta dicat warna natural supaya tidak menyita perhatian.

Aksen

Ichwan Toha menekankan perlunya memberi tambahan aksen pada penampilan karena ini akan mempengaruhi total look Anda. Aksen bisa berupa scarf yang dililitkan dileher untuk melengkapi blus sederhana Anda, atau sekedar dililitkan di tas kerja untuk sebuah sentuhan istimewa. Atau Anda bisa menambahkan sepotong bros manis supaya busana Anda tidak terlihat begitu-begitu saja. Memakai kalung mutiara warna putih juga akan memberi nilai lebih. Designer kita ini menekankan, keberanian menambahkan aksen pada busana kita bisa mencerminkan bahwa kita orang yang berani berinovasi, bukan seorang safety player yang tidak berani mencoba hal-hal baru. Jika preferensi warna busana Anda selama ini selalu seputar warna-warna senada dan tidak berani tampil kontras sekali tempo; mungkin inside diri Anda adalah orang yang kurang berani mengambil resiko dan kurang kreatif.

Warna-warna Commanding

Termasuk dalam kelompok warna-warna commanding atau warna-warna berwibawa diantaranya adalah abu-abu kalem, coklat tua atau biru navy. Hitam dan putih tentu saja warna yang baku . Bahkan kita diwajibkan memiliki stock busana warna ini karena fleksibiltasnya dipadu-padankan dengan warna lain.

Padu-padan Busana
Jangan dikira dalam hal busana kerja strategi padu-padan busana tidak berlaku. Sekalipun fashion-item yang businesslike sangat terbatas, Anda masih bisa bermain kreatif dengan warna. Pilihan warna yang tidak membosankan bisa datang dari warna hijau pucat yg dipakai dengan blazer krem. Demikian juga dengan blus warna merah jambu yang segar untuk dipadukan dengan blazer putih. Jangan khawatir dengan patokan warna-warna senada. Mode makin berkembang; dan mode sebenarnya is about self confidence semata.



Di kutip dari: http://www.isi-semarang.com/news/fullnews.php?id=19

Tips Mengatasi Kejenuhan dalam Bekerja

Walau awalnya semangat, pekerjaan rutin kerap membuat kita bosan. Bila kebosanan tak segera diatasi maka profesionalitas kerja pun jadi korban. Sebelum performa kerja Anda terancam menurun, baca tips ini!
1. Tuliskan tugas sehari-hari Anda.
Bikin daftar pekerjaan Anda sehari-hari. Dan berikan tanda pada setiap pekerjaan yang sudah selesai Anda kerjakan. Selain bisa lebih fokus dan efisien,juga bisa jadi cara jitu menghindari tudingan Anda tidak cukup berusaha menyelesaikan tugas-tugas Anda.

2. Minta lebih banyak tugas
Coba bicarakan dengan atasan Anda dan minta lebih banyak pekerjaan, termasuk tanggung jawab yang lebih menantang. Bila memungkinkan coba meminta kepada atasan Anda untuk bertukar posisi. Jika tidak mungkin coba bantu rekan kerja Anda menyelesaikan tugasnya. Jadi relawan istilahnya. Selain rekan kerja akan merasa terbantu Anda pun jadi nggak bosan lagi. Tapi ingat, mintalah ijin terlebih dahulu pada atasan Anda. Jangan sampai rekan Anda yang mendapat pujian dari hasil kerja Anda.

3. Menjadi panitia kegiatan yang dilakukan perusahaan
Bila perusahaan Anda akan libur, usulkan untuk membuat liburan bersama. Ide Anda perlu dilontarkan pada atasan. Berikan juga usulan tempattempat yang cocok untuk dijadikan tempat liburan. Bisa juga Anda mengusulkan untuk melakukan bakti sosial. Selain membuat Anda lebih akrab dengan lingkungan kerja, hal itu juga bisa menunjukkan reputasi Anda sebagai seorang pemimpin. Pasti Anda mendapat nilai lebih dari atasan.

4. Menambahkan nilai pada pekerjaan Anda
Anda bisa memperlihatkan pada atasan ada bahwa Anda memiliki kemampuan lebih. Deskripsi pekerjaan Anda hanya perlu menyelesaikan dan mengajukan laporan keuangan standar. Bila Anda mampu, mengapa tidak mencoba melakukan analisa atau mengajukan format terbaru? Untuk mengurangi prasangka Anda hanya cari muka, lakukan hal itu tanpa memberi tahu siapapun. Selesaikan sampai tuntas, dan ajukan pada atasan Anda. Tidak perlu meminta jawaban langsung. Tunggu beberapa hari, sampai si bos memberikan jawaban. Bila atasan Anda menerima proposal yang Anda ajukan tadi tentu akan menambahkan nilai pekerjaan Anda. Pasti si bos akan lebih antusias memberikan tanggung jawab pada Anda.

5. Ambil inisiatif dan mulailah proyek baru
Jangan menunggu perintah seseorang. Jadilah pro-aktif. Coba membuat data base baru, atau cari klien baru yang cukup potensial untuk perusahaan. Bisa juga mencoba menangani materi promosi perusahaan Anda. Selalu komunikasikan dengan pengambil keputusan setiap langkah Anda. Tujuan Anda adalah menunjukkan kemampuan Anda untuk bekerja, bukan membuat orang lain terlihat tidak mampu atau mencoba meraih posisi yang kosong.
6. Berpikirlah positif
Coba untuk selalu berpikir positif. Anda bosan karena hanya menangani email perusahaan, namun di satu sisi coba tumbuhkan pikiran bahwa Anda diberi tanggung jawab mengkomunikasikan perusahaan dengan pihak-pihak lain. Jadi bila ada konsumen yang mengeluh atau ada kolega yang menghubungi perusahaan, bisa cepat ditanggapi. Apalagi bila segera dibicarakan dengan kolega yang lebih senior, siapa tahu Anda dapat promosi.

7. Cobalah Istirahat Bila kebosanan benar-benar merasuki Anda dan mengancam karir Anda,beristirahat sebentar. Pergilah makan siang atau minum kopi di kantin. Ajaklah satu atau dua kolega baru di tempat kerja Anda untuk bergabung. Curi sedikit waktu untuk bermain games yang disedikan perangkat PC Anda. Main soliter atau bounce. Tapi jangan terlalu lama, bisa-bisa Anda kena semprot atasan. Pergunakan waktu ekstra Anda secara bijaksana, untuk menciptakan jaringan kerja dan memperbaiki harapan karir Anda.

Senin, 30 Agustus 2010

Mengirim Surat Lamaran via E-Mail

Dengan adanya kemajuan teknologi saat ini dan penggabungan teknologi dengan proses-proses bisnis, semakin banyak perusahaan yang menuntut para pelamar pekerjaan untuk mengirimkan surat lamaran mereka melalui e-mail. Dengan demikian kesan pertama tentang diri Anda tidak tersampaikan melalui penampilan Anda, tetapi melalui kualitas dan isi e-mail Anda. E-mail yang berisi surat lamaran pekerjaan seharusnya dipoles dan disusun dengan baik. Kalau Anda mengirim lamaran pekerjaan melalui e-mail, gunakan tips berikut ini:

*) Lengkapi kalimat-kalimat Anda dan jangan menyingkat kata apapun
Para pimpinan perusahaan tidak suka kalau Anda mengirimi mereka surat lamaran pekerjaan yang terlalu kasual. Merupakan hal yang penting untuk membuat sebuah surat yang formal dan ditulis dengan baik. Hal ini akan menimbulkan kesan yang baik mengenai kemampuan dan keterampilan-keterampilan Anda

*) Langsung ke pokok permasalahan
Ketika Anda menulis surat lamaran pekerjaan, Anda harus menyatakannya dengan ringkas dan terus terang. Jangan menulis cerita pada surat lamaran Anda hanya untuk mendapatkan perhatian dari pimpinan perusahaan. Kemungkinan pimpinan perusahaan tersebut justru akan terganggu dengan Anda dan hal ini akan mengurangi kesempatan Anda untuk dipekerjakan.

Pertimbangkan masalah-masalah potensial yang mungkin menghalangi Anda untuk mendapatkan pekerjaan yang ditawarkan. Meskipun ada banyak instansi yang menawarkan banyak lowongan pekerjaan, tetapi persyaratan-persyaratan untuk memenuhi pekerjaan yang ditawarkan mungkin menuntut Anda menguasai program-program pelatihan tertentu. Hal ini mungkin mengalangi Anda untuk mendapatkan pekerjaan tersebut karena tingkat kompetisi yang memang sangat tinggi. Beberapa pekerjaan menuntut orang-orang yang berpengalaman kerja, bahkan paling tidak selama 3 tahun. Beberapa pekerjaaan mungkin tidak menuntut syarat apa pun untuk mengajukan lamaran, tetapi pekerjaan itu sendiri mungkin memerlukan arus kerja yang sangat rutin.

Mendapatkan pekerjaan yang Anda inginkan mungkin merupakan suatu tantangan, tetapi jangan pernah kehilangan harapan. Lebih baik bagi Anda untuk menunggu sementara waktu dan mendapatkan pekerjaan yang Anda senangi daripada mendapatkan pekerjaan secepat mungkin tetapi berakhir dengan ketidakpuasan dan ketidakbahagiaan. Buatlah keputusan yang tepat kemudian bertindaklah untuk mencapainya.

Rabu, 18 Agustus 2010

Pola Pikir Sekretaris Profesional

Pola pikir sekretaris profesional yang penting untuk senantiasa dibangun dan dikembangkan adalah cara berpikir positif, kontruktif dan efektif.
1. Berpikir Positif
Berpikir positif merupakan cara pandang seseorang terhadap berbagai masalah dengan kacamata positif sehingga akan menghasilkan sesuatu yang positif juga. Sekretaris harus memiliki cara berpikir yang positif.
Beberapa contoh perbandingan seorang sekretaris yang mampu berpikir positif dan negatif dapat dilihat sebagai berikut:
Pikiran Negatif Pikiran Positif
* Pimpinan tidak menyukai saya * Saya akan berusaha bekerja semaksimal
mungkin agar pimpinan mengetahui
potensi saya sebenarnya dan menyukai
saya karena kemampuan saya
* Saya gagal melakukan tugas * Saya gagal tetapi saya akan mencoba lagi
* Saya telah mencoba, tetapi pimpinan * Saya memang belum sempurna
tetap memprotes saya mengerjakan, tetapi saya tidak akan
menyerah sampai pimpinan mengakui hasil
kerja saya.
* Saya sudah bekerja lima tahun tetapi * Usia lima tahun bisa dikatakan lama, tetapi
tidak ada peningkatan karier masih banyak waktu untuk berkarya dan
meningkatkan karier saya.
* Saya takut dan terlalu muda untuk * Saya memang masih muda dan belum
memimpin rapat berpengalaman, tetapi saya akan berusaha
keras untuk memimpin rapat.
2. Berpikir Konstruktif
Berpikir konstruktif berarti membangun kesadaran yang bersifat membina, membangun dan memperbaiki, sehingga kita tidak tenggelam dalam alam yang pesimis dan ketakutan yang tidak beralasan.
Dengan berpikir konstruktif, kita tidak terjebak pada hal-hal yang stagnan atau mengulang kesalahan lama, namun senantiasa memikirkan bagaimana saya mampu menghasilkan karya yang terbaik.
3. Berpikir Efektif
Berpikir efektif berarti cara pandang seseorang untuk mencapai suatu tujuan melalui kecakapan yang dimilikinya. Sekretaris tidak hanya berpikir sampai pada berpikir konstruktif atau berpikir membangun. Namun juga harus memiliki cara pandang yang mengarah pada pencapaian tujuan dengan pemikiran yang praktis dan sistematis.
Dikutip dari : Buku Sekretaris Profesional
Karangan : Rumsari Hadi Sumarto dan Lukas Dwiantara
Penerbit Kanisius

Mengelola Kas Kecil

Pengertian kas dalam arti luas tidak hanya meliputi uang kertas dan uang logam semata, tetapi juga mencakup cek, wesel dan order pembayaran. Semua bentuk kas tersebut sering disebut dengan istilah "benda kas". Sedangkan perngertian kas dalam arti sempit adalah sejumlah uang tunai dalam bentuk uang kertas dan uang logam.
Seorang sekretaris harus mengetahui seluk beluk pemanfaatan, dan pengelolaan benda-benda kas tersebut karena tidak jarang seorang sekretaris pada umumnya harus melakukan transaksi-tranksasi dengan menggunakan beberapa bentuk benda kas tersebut.

A. Pengertian dan Tujuan Kas Kecil
Kas kecil merupakan sejumlah uang tunai yang dibentuk untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil atau bersifat mendadak.
Kas kecil ini biasa disimpan di dalam peti kecil atau cash register ataupun lemari besi di ruang kerja pemegang kas kecil.
Tujuan utama dibentuknya dana kas kecil adalah untuk menghindari cara-cara pembayaran pengeluaran yang relatif kecil dan mendadak secara tidak ekonomis dan tidak praktis.

B. Metode Pembukuan Kas Kecil
Di dalam pembukuan kas kecil dikenal dua metode, yaitu "metode imprest" dan "metode fluktuasi."
- Metode Imprest adalah metode pembukuan kas kecil di mana jumlah rekening kas kecil selalu tetap, dan setiap terjadi pengeluaran, pemegang kas kecil tidak langsung melalukan pencatatan, tetapi hanya mengumpulkan bukti-bukti pengeluarannya, kemudian pada waktu tertentu yang telah ditetapkan, atau apabila dana kas kecil habis, baru dilakukan pembukuan berdasarkan bukti-bukti pengeluaran tersebut.
Keuntungan dengan menerapkan metode imprest, selain menghemat waktu bagi kasir kas kecil, karena tidak diganggu setiap kali terjadi pembelian atau pengeluaran kas kecil, juga menghemat waktu dalam pembukuan pengeluaran rekening nominal.
-Metode Fluktuasi adalah suatu metode pembukuan kas kecil dimana pengisian kas kecil pada waktu tertentu selalu sama..

C. Pembukuan Kas Kecil
Setiap pengeluaran dana kas kecil harus mendapat persetujuan pihak yang berwenang (pimpinan). Di samping itu, setiap pengeluaran kas kecil, bukti pengeluaran harus disimpan bersamaan dengan sisa uang yang ada pada peti kas (cash box)
Secara umum metode pembukuan kas kecil yang diterapkan oleh perusahaan-perusahaan adalah metode imprest. Pembukuan kas kecil dengan metode imprest biasa digunakan model buku kas kecil berkolom. Kolom-kolom dalam buku kas kecil berkolom ini, terdiri dari bagian-bagian khusus, yaitu :
1. Debet, berisi angka-angka yang menunjukkan jumlah pembentukkan kas kecil dan saldo (Uang sisa setelah dilakukan pengeluaran);
2. Tanggal transaksi;
3. Perkiraan;
4. Nomor bukti pengeluaran;
5. Jumlah pengeluaran;
6. Perincian dari jenis-jenis perkiraan besarnya pengeluaran untuk masing-masing jenis perkiraan.



Dikutip dari : Buku Sekretaris Profesional
Karangan : Rumsari Hadi Sumarto dan Lukas Dwiantara
Penerbit Kanisius